APSKPS
Asosiasi Program Studi Keuangan & Perbankan Syariah Indonesia

Bekali Mahasiswa dengan Ilmu KAS( (KNOWLEDGE, ATTITUDE, SKILL )

Melihat persaingan dunia kerja yang setiap tahunnya semakin sulit maka diperlukan persiapan bagi program studi – program studi yang ada di seluruh perguruan tinggi untuk membekali calon alumninya beberapa kurikulum atau pelatihan-pelatihan yang berdaya saing. Daya saing kerja dapat dari sesame mahasiswa bahkan isa dengan teknologi. Jikalau semua kegiatan kerja dilakukan oleh teknologi seperti pemasaran, pelayanan hingga administrasi dikerjakan oleh mesin maka para alumni akan semakin sulit mencari pekerjaan. Namun ada beberapa pjenis pekerjaan yang tidak bisa digantikan oleh teknologi seperti : pelayanan langsung, pembuatan laporan, pekerjaan yang membutuhkan empati, pekerjaan yang butuh kreativitas, pekerjaan yang membutuhkan stategi, dan pekerjaan yang mengandalkan visi atau imajinasi. Atas dasar hal itu maka kreativitas program studi harus ditingkatkan untuk membekali mahasiswa agar lulus memiliki kompetensi berdaya saing dengan lulusan lain dan teknologi.

Di dunia perbankan ada jenis-jenis perkerjaan yang saat ini sudah banyak tergantikan dengan mesin seperti setoran atau penarikan uang sekarang sudah dapat dilakukan secara langsung di mesin Automatic Teller Machine (ATM), promosi dilakukan dengan iklan secara media sosial, customer service atau operator, sopir, bahkan pembukuan. Namun perlu kita ingat semua itu ada karena ada daya kreativitas manusia untuk menciptkana atau menginspirasi munculnya ide itu semua.

Pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa digantikan oleh teknologi inilah yang perlu kita kembangkan supaya menciptakan calon lulusan yang kompeten bahkan yang terpenting adalah mahasiswa yang memiliki attitude tinggi dan beraklaq karimah.

Hal ini telah ditelusuri oleh Heny Yuningrum pada tahun 2021 dimana mengumpulkan stakeholder perbankan untuk memberikan masukan-masukan terkait dengan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan di dunia kerja perbankan yang berdaya saing dengan teknologi dan berdaya saing humanisasi. dari masukan-masukan tersebut dapat menjadi acuan dalam pembuatan kurikulum ke depannya. Hasil Focus Group Discussion (FGD) tersebut Heny menyimpulkan bahwa mahasiswa harus dibekali dengan KAS ( Knowledge, Attitude And Skill).

Bagan “Lingkar Ilmu KAS” (Knowledge, Attitude and Skill)
Sumber: hasil penelitian Heny Yuningrum, 2021.

Adapaun KAS tersebut adalah Knowledge, Attitude dan Skill. Adapun penjabarannya sebagai berikut

1)

Knowledge
Merupakan ilmu yang diberikan kepada mahasiswa berupa pengetahuan dan ketrampilan pengelolaan perusahaan, sumber daya manusia, keuangan maupun hal-hal yang berkaitan dengan Lembaga tersebut. Adapun pengetahuan yang harus diberikan kepada siswa atau mahasiswa dapat dituangkan dalam  kurikulum. Adapun Knowledge di bagi menjadi 3 ilmu yaitu CML:

a) Curriculum/kurikulum

Kurikulum berasal dari Bahasa latin curir yang  yang artinya palri dan curere yang berarti tempat berpacu. Sehingga kurikulum diartikan sebagai trek dan lajur yang diikuti untuk mencapai tujuan. Hal ini sesuai dengan pengertian kurikulum berdasarkan  Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19.

Tanpa adanya kurikulum yang tepat maka target pembelajaran siswa tidak akan berhasil. Maka dari itu setiap instansi pendidikan harus memiliki perencanaan kurikulum yang tepat dan sesuai output yang nantinya diharapakan oleh lembaga tersebut. Atas dasar hal itu maka perlu adanya pembuatan kurikulum sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan kerja. Kurikulum di dunia pendidikan Indonesia selalu mengalami perubahan mulai dari SKKNI hingga sekarang MBKM.

b) Management knowledge

Management knowledge diberikan tidak hanya berupa materi tertulis namun juga harus diberikan secara afektif dan psikomotorik. Setiap mata kuliah harus ada pengetahuan memanajemen segalanya missal waktu, mengatur kelompok, mengatur dan mengolah sumber-sumber literatur hingga mengatur sistem belajar di rumahnya.

c) Leadership and Teamwork

: suatu pembelajaran berupa cara menjadi seorang pemimpin yang berkualitas. Kualitas disini diartikan sebagai pemimpin yang memiliki pengetahuan bagus, pengalaman yang mumpuni, etika yang berakhlak dan dapat dicontoh oleh bawahan hingga cara mengelola kepengurusan suatu organisasi atau Lembaga. Banyak sekarang orang menjadi pemimpin namun tidak memiliki akhlak yang baik dengan sesame atau istilahnya tidak memiliki attitude.

Program studi S1 perbankan syariah harus menjadi pembeda dari perguruan tinggi yang lain dari attitude nya. Atitude harus diterapkan di dalam lembaga dan di luar lembaga luar. Adapun di dalam Lembaga maka harus diterapkan kepada teman sejawat, pimpinan dan bawahan. Sedangkan pihak luar dapat diterapkan kepada calon nasabah, konsumen, investor, Lembaga lain bahkan para pesaing. Seorang mahasiswa harus dibekali menjadi seorang pemimpin yang baik dan ber etika melalui pemberian training / pelatihan leadership. Dengan melibatkan pihak luar seperti event organizer.

Teamwork merupakan kemampuan pegawai dalam bekerjasama, berkomunikasi, mendengar pendapat orang lain, serta menyelesaikan tugas secara Bersama tanpa memandang komunitas jabatan demi tujuan maju Bersama. Pengajaran menghadapi masalah apapun bentuknya dalam tim kerja. Hal ini bisa diberikan di setiap kurikulum program studi S1 Perbankan Syariah namun akan lebih mengena juga harus diberikan dalam bentuk training atau pelatihan di dunia luar dan dilatih oleh tim profesinal dari instansi terkait program studi.

2)

Attitude

Menurut Bhatt S & Shiva A (2020) menyatakan bahwa attitude merupakan sebuah sikap yang dapat dikatakan sebagai pribadi yang memilki penilaian yang positif atau negatif berdasarkan perilaku setiap orang dalam berbagai kegiatan.

Attitude adalah sikap dan perilaku yang Anda tunjukan sehari-hari. Cara berbicara, bertindak, memperlakukan orang lain, semua itu adalah cerminan dari apa yang Anda pikirkan. Percaya tidak percaya, attitude Anda dapat memengaruhi kesuksesan Anda ke depannya. Kok bisa?

2)

Skill Education

Di program studi S1 perbankan syariah telah disusun kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja namun di dalam setiap kurikulum harus menerapkan dan mencantumkan beberapa hal yang mendukung hard and soft skill mereka Adapun skill tersebut yaitu:

  • Content writing.

Setiap kurikulum harus mengajarkan mahasiswa membuat tulisan baik bisa dalam bentuk makalah, artikel koran, tulisan jurnal yang bisa kolaborasi antara dosen dan mahasiswa. Tulisan-tulisan ini dapat dijadikan kumpulan prosiding di program studi.

  • Business analysis

Kemampuan Business analysis yaitu mampu mengkaji dengan akurat dan benar peristiwa-peristiwa yang terjadi di lapangan baik berbasis data maupun suvey sehingga bisa menyelesaikan masalah dengan perencanaan strategis dengan model bisnis yang ada dan potensi yang ada. Adapun seorang Business analysis harus mampu:

 

  • Menganalisa perilaku konsumen/nasabah dan pasar.
  • Menganalisa struktur organisasi dan kebijakan yang diberlakukan di perbankan syariah.
  • Mampu mendokumentasi data baik secara manual maupun digital serta mampu menyebarluaskan informasi ke konsumen/nasabah secara professional.
  • Mampu Memonitoringdan mengevaluasi data yang telah didapat dan mampu mengolah data.
  • Mampu membuat solusi yang tepat guna menyelesaikan masalah dan mampu mengupayakan peningkatan mutu layanan dan kinerja bisnis perbankan syariah dalam mencapai tujuan Lembaga bank.
  • Membantu project manager dan tenaga ahli lain dalam merancang desain aplikasi yang efektif dan efisien.

 

  • Analytical reasoning

Analytical reasoning merupakan kemampuan mengidentifikasi masalah yang terjadi secara kritis dengan menemukan fakta-fakta dan bukti-bukti yang relevan kemudian membuat solusi yang berbobot serta mampu mengkomunikasikan dengan teman atau pimpinan.

 

  • Digital marketing

Digital marketing adalah kemampuan seorang karyawan dalam membuat promosi suatu branding, produk maupun jasa melalui media teknologi. Teknologi ini bisa memanfaatkan media panca indera seperti suara, indera, raba bahkan rasa.

Saat ini media teknologi dalam bentuk apapun sudah tidak asing lagi seperti komputer, internet, jalur LAN, radio, dan televisi. Yang kesemua itu biasa disebut media sosial.

 

  • Cloud computing

Cloud computing adalah sebuah jaringan internet yang berupa layanan-layanan digital dan dapat dimanfaatkan oleh bebagai pihak. Cloud computing telah digalakkan sejak jaman dahulu berkisar tahun 1960-an dengan kemunculan “Intergalatic Compter Network” yang prakarsai oleh JCR Licklider.

seorang karyawan yang mampu membuat Cloud computing merupakan ketrampilan lebih dari skill yang dia miliki, karena hal ini adalah membuat jaringan-jaringan.

Di Indonesia contohnya adalah PT Telkomsel tbk yang mampu memenuhi kebutuhan penggunanya.

 

 

  • Critical thinking

Critical thinking merupakan kemampuan soft skill seseorang dalam mengolah sesuatu hal baik berupa data maupun peristiwa menjadi suatu kesimpulan analisis yang dapat dijadikan acuan dalam membuat kebijakan atau pencarian solusi.

Kemampuan ini tidak semua orang memiliki tapi semua orang bisa mempelajari dengan jalan belajar dari pengalaman kemudian mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut, rutinitas membaca, kritis dalam aspek melihat mendengar maupun merasakan.

 

Dari beberapa pemaparan diatas sebaiknya dimasukkan dalam konten Learning Outcomes dari kurikulum yang ada di Program Studi. Mengingat persaingan dunia kerja seakarang bukan dengan Sumber Daya tenaga kerjanya namun dengan Sumber Daya teknologi. (Heny Yuningrum, Ketua APSKPS, 2023)